Senin, 22 Juni 2020

PERDEBATAN 50.000 UNTUK MENUJU GUNUNG PAPANDAYAN [ HOLLAND GIRL ]

Cerita ini terjadi sekitar tahun 2015, ada small group ( 2 orang perempuan ) dari belanda yang memesan salah satu akomodasi homestay di garut selatan selama 2 hari, namun pada saat tamu belanda tersebut mau check-in, mereka memberi sebuah pesan singkat pada owner homestay bahwa mereka mendapat kesulitan saat mau berangkat dari statiun terminal garut menuju lokasi hotel.  Dengan spontan owner langsung mengabari saya untuk membantu mereka dan mengecek apa yang sebenarnya terjadi, beruntungnya lokasi tempat tinggal saya saat itu tidak terlalu jauh dari terminal.

Setelah berkeliling selama hampir 15 menit akhirnya saya menemukan mereka,  itu bukan hal yang sulit bagi saya untuk menemukan orang asing di wilayah sendiri, karena sudah akan terbaca dimana titik mereka akan mendapat kesulitan. Saya belajar dari pengalaman ya .. hehehe

 Mereka terlihat sedang berdiskusi serius dengan salah satu orang yang berada disana dan juga banyak orang yang berkerumun pada saat itu, melihat orang asing bagi sebagian orang adalah hal yang langka di daerah ini sehingga mengundang perhatian, lalu saya datang memperkenalkan diri pada mereka di sela-sela perdebatan.

Dan akhirnya saya tahu apa yang sebenarnya terjadi, mereka berdebat tentang harga ongkos dari terminal garut-menuju lokasia akomodasi yang berda di daerah cisurupan dengan harga IDR 150.000/orang, karena pada jam 20:00 saat itu sedikit sulit mendapatkan transportasi umum ( angkot ), dan kalau ada pun mereka akan memberikan extra harga, hal yang membuat kesal adalah kenapa harga yang diberikan sangat tidak masuk akal dan terlalu mahal , ongkos dari garut-cisurupan normal 15.000 – 20.000/orang pada jam kerja , sedangkan pada malam hari sekitar 20.000- 25.000/orang. Mereka berdebat hebat tentang harga tersebut , lalu saya menjelaskan tentang kebiasaan mereka kepada yang yang berda didepan saya yang ternyata sopir dari angkot tersebut, jika mereka akan membayar terhadap informasi apa yang mereka baca, ketika sebuah informasi digital memberikan  informasi senilai “A”mereka akan membeli atau membayar senilai “A” dan meskipun melampaui  harga memereka akan membayar dengan batas harga normal.

Kami berdiskusi dengan dengan sopir angkot tersebut lalu mendapat sebuah keputusan bahwa harga yang disepakati adalah 50.000/orang, kami pun men-iyakan keputusan tersebut meskipun salah satu tamu masih ngeyel kalau dia hanya ingin membayar sekitar 25.000 saja, ini memang hal yang nggak mudah merubah paradigma Transportasi garut itu seperti apa, namun untuk menghilangkan kejenuhan mereka saya mencaoba berdiskusi hal lain, kami tertawa terbahak bahak karena cerita yang kasih pada tamu tersebut setelah perdebatan hebat yang dilihat banyak orang. Dan akhirnya mereka berngkat menggunakan angkot tersebut, dan masalahpun beres , aman, terkendali.

Sukaer-sukaer, mimin cuman mau ngasih tau kalau turis asing itu nggak ada yang kaya mereka itu bukan emas yang bisa kalian manfaatkan, so kalau kalian ketemu mereka bersikaplah seperti  orang pada umumnya. Meskipun  cenderung realistic, Logic and by information. Tapi kalau udah tau mereka luar dan “dalam”mereka itu asik banget, so friendly and fair.

 

Ini hanya beberapa pengalaman mimin saat bawa tamu asing. Setelah ini mimin akan cerita tentang “Love Sign But Silent” , Masih dengan tamu yang sama, Penasaran???  Pantengin terus Blog kita ya di sukssukatravelers.blogpot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar